Mengulik Tentang Sugar Glider



       Surabaya –  Kepadatan arus lalu lintas Surabaya selama hari kerja pastinya membuat kebanyakan orang menjadi penat. Oleh karena itu hari Minggu adalah hari yang tepat untuk berefreshing dan melepaskan penat yang ada. Tak jarang dari warga Surabaya menghabiskan hari liburnya untuk berkunjung ke taman – taman yang telah tersedia. Contohnya saja di jalan Raya Darmo Surabaya terdapat taman yang sudah terkenal di kalangan masyarakat sekitar yaitu Taman Bungkul. Taman itu terlihat sangat bersih dan Adem, dengan pepohonan yang rimbun. Berbagai fasilitas bisa ditemukan di Taman Bungkul. Mulai area bermain yang dilengkapi sarana permainan, jogging track, jalan berbatu untuk refleksi kaki, Skateboard, air mancur, dan pujasera. Bahkan disini juga difasilitasi adanya akses internet yang semakin membuat pengunjung nyaman. Dan semenjak jalan Raya Darmo di jadikan Car Free Day, tiap Minggu pagi area Taman Bungkul dan sekitarnya disulap menjadi tempat yang sangat ramai.
 Saat Car Free Day banyak orang menghabiskan waktu untuk bersepeda, jalan sehat, hingga ajang kumpul komunitas. Seperti Komunitas SGS (Sugar Glider Surabaya) ini, setiap hari Minggu pagi mereka selalu mengadakan gathering sekaligus mensosialisasikan Sugar Glider agar dikenal sebagai hewan peliharaan kepada masyarakat. “Sugar Glider itu hewan berkantung yang memiliki sifat omnivora dan noktural, biasanya makan bubur bayi, serangga atau yang manis - manis gitu. Kalau sayur - sayuran dia gak terlalu suka. Sugar Glider punya kemampuan melompat, meluncur, melayang di udara seperti tupai terbang tapi gak sama kayak tupai,” ujar salah satu anggota SGS Teka hari ini (26/03).
Komunitas SGS sendiri berdiri pada 12 September 2012 ini memang mempunyai jadwal rutin untuk berkumpul baik pagi maupun malam. “Kalau hari Minggu pas CFD gini memang sudah rutinitas kita buat ngumpul di Taman Bungkul ini, tapi gak Cuma hari minggu aja kok. Setiap hari rabu malam kita juga ngumpul – ngumpul di sini sekitar jam 7,” ujar Teka
Sugar glider merupakan salah satu jenis hewan peliharaan yang semakin diminati. Berasal dari bagian Timur Indonesia, tepatnya di Papua. Hewan yang satu ini memiliki banyak jenis, yang dibedakan berdasarkan warna dan corak pada bulunya. Ada jenis Classy Grey, Albino, White Face dan masih banyak lagi. Cara pemeliharaan Sugar Glider sebenarnya tidaklah sulit, namun perlu ketelitian karena setiap hewan pasti memiliki kebiasaan dan resiko berbeda yang harus dihadapi. Yang terpenting d alam perawatan sugar glider ialah dalam hal kebersihan badan dan kebersihan kandang. Selain itu perlu diperhatikan juga dalam hal makan teratur dan tidak lupa untuk berikan perhatian serta kasih sayang. Karena jika Sugar Glider telah mengenal pemiliknya, maka ia akan lengket terus dan suka bermanja - manjaan. “Ngerawatnya sih gak susah, kalau mandiin pun cuma di lap pakai tissue basah aja sudah cukup. Kalau kukunya sudah panjang, biasanya saya potongin pakai potongan kuku biar dia gak nyakar – nyakar,” akunya.
Tak hanya untuk koleksi semata, Sugar Glider ini juga bisa digunakan untuk penghasilan. Karna harga dari satu ekornya pun cukup menguras kantong. Seperti Teka, ia tak hanya memelihara hewan lucu tersebut namun juga berternak. Ia mengatakan, jika harga Sugar Glider yang baru lahir saja bisa mencapai harga Rp 250.000 s/d Rp 450.000 per ekornya dan untuk Sugar Glider dewasa bisa mencapai jutaan rupiah.
Sugar Glider sendiri termasuk hewan cepat berreproduksi, karna tidak ada musim kawin bagi mereka. Sekali melahirkan Sugar Glider mampu menghasilkan 1 – 2 anakan yang biasa disebut Joey dan kawin 1 – 3 kali dalam setahun. Periode kehamilannya juga cukup singkat hanya 16 hari saja. Joey yang baru lahir tersebut akan tersimpan di dalam kantung induknya selama 2bulan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar